Minggu, 28 Januari 2018

Apa sih happy yang haqiqi?

Beberapa waktu lalu saya mendapati sebuah pesan di sebuah grup WA, sebuah tausiyah singkat tentang "Tujuh Indikator Kebahagiaan menurut Al-Quran", dan disini akan saya share tentang sekelumit ilmu yang saya dapatkan tersebut, semoga bermanfaat untuk kita semua.

Sebelumnya guys, pertama-tama, mari kita renungkan terlebih dahulu. Manusia hidup dengan segala hiruk pikuk kegiataannya, tujuannya adalah berharap untuk meraih sebuah kebahagiaan. Setuju? kalau saya sih setuju. Namun guys, percayalah kebahagiaan sejati adalah kebahagiaan akhirat :). Lalu, ketika kita capek, misal capek bekerja atau misal capek dengan urusan di rumah, mereka pasti butuh yang namanya refreshing bukan? nah, bagi setiap manusia, ternyata refreshing itu berbeda-beda ya. Ada yang dengan jalan-jalan, makan di restoran yang enak, yang penting memanjakan diri dengan segala fasilitas di dunia ini. Ada yang refreshing yang paling segar adalah pulang ke rumah bertemu keluarga besar, bercanda tawa, berbagi cerita dengan mereka, ada yang refreshingnya adalah ikut majelis ilmu (ngaji) atau tilawah bersama keluarga. Ini yang maa syaa Allah.
Nah, sebenernya nih, kalau misal kita merasakan bentuk 'refreshing' semua yang diatas, pasti (atau ga tau, mungkin orang berbeda-beda ya) lebih membahagiakan ketika sebuah refreshing tersebut berupa sesuatu yang mendekatkan kita dengan Allah. Misal, jalan-jalan, harusnya semua itu membuat kita ingat dan menambah keimanan kita kepada Allah. Bukankah Allah sendiri yang menjamin dalam Al-Quran, alaa bidzikrillahi tathmainnul quluub.. (di dalam QS. Ar Ra'du:28) hanya mengingat Allah hati menjadi tenang. Dan seharusnya kita harus ingat bahwa kita semua ini akan kembali kepada yang memiliki kita, yaitu Allah. Dan, segala yang kita butuhkan itu ada di dalam Al-Quran. Jadi ibaratnya, kalau sebuah alat/mesin yang dibuat oleh manusia ada SOPnya (buku panduan pemakaian), maka manusia pun juga punya petunjuk/pedoman jalan hidup dari Tuhannya yang menciptakannya, yaitu Al-Qur'anul Kariim, kata Pak Ustadz begitu.

#Jadi sedih banget sebenernya ketika ada orang (apalagi orangnya muslim) yang berusaha untuk 'membuktikan' isi Al-Quran dengan versi ilmiah, sebenernya bagus kalau itu diniatkan memang untuk menambah keimanan, dan mungkin di niatkan untuk sarana berdakwah kepada non muslim, tapi jika untuk membuktikan 'apa bener begitu?' #semoga jangan yaa.. Alangkah baiknya akal ataupun kecerdasan yang Allah karuniakan kepada kita sebagai manusia bisa kita gunakan untuk tafakkur dan juga bisa memberi manfaat kepada orang lain. semoga kita semua termasuk kedalam orang-orang yang senantiasa selalu berusaha untuk meluruskan niat dan berusaha menaikkan iman. ingat saudaraku, ada akal ada hati, ada yang terlihat dan ada yang ghaib, tidak semua yang ada di kehidupan kita itu bisa kita lihat, bisa kita pikir dengan akal kita. Ketahuilah, ada sesuatu yang kalau kita masukkan ke akal manusia tidak akan kuat. Itulah tanda kebesaran Allah :).
btw, tentang hidayah, berdasarkan penjelasan ustadz Adi Hidayat, Lc MA di youtube. Jadi, hidayah itu guys, sebenernya Allah sudah ngasih kepada kita loh, karena kemurahan dan kasih sayang Allah, Allah itu ga mau kita jauh dari-Nya, Allah selalu ngasih tau ke kita 'hei, kalau mau hidup/ jalannya hidup itu begini, Aku sayang hambaku, jangan jauh dariKu yaa' . Nah, kapan sebenernya hidayah itu datang?, salah satunya adalah ketika kita menyaksikan orang yang rajin sholat ke masjid misal, ngaji dan sebagainya, atau kita dikirimkan Allah seseorang di dekat kita yang bisa membawa kedekatan kita sama Allah (misal kita di ajak untuk kebaikan), nah itu sebenernya petunjuk, tinggal bagaimana hati kita merespon ketika kita melihat seperti itu. Kita dengan kesungguhan kita memang ingin meraih kebahagiaan dunia dan akhirat merespon dengan baik kesempatan itu, atau kita tidak menghiraukannya. Mau nunggu sampai kapan guys?, ingatlah kawan, jika ada kesempatan dalam kebaikan untuk dilakukan, maka itu jangan ditunda :). Semoga kita senantiasa dicurahkan Hidayah dan rahmat-Nya aamiin.
jadi ingat dulu, salah satu masa2 indah dalam hidup saya, ketika awal masuk universitas brawijaya, di sambut dengan mbak2 rohis, dan alhamdulillah saya di ajak daftar OR sebuah rohis fakultas, di organisasi itulah, saya dipertemukan bersama temen2 yang berusaha untuk menjadi manusia yang lebih baik, ah, maa syaa Allah, temen2 yang menenangkan hati :') selalu mengingatkan saya jika salah, selalu mengajak saya dalam kebaikan. ah rindunyaaa... , (baru sekarang, ketika sudah melewatkan masa itu, ternyata berada di lingkungan seperti itu, nikmatnya luar biasa, Alhamdulillah ya Allah, terimakasih mbak2 yang telah mengajakku T.T, Allah yang membalasnya ya mbak)

hehe, maaf ya pembaca, kalau misal tulisan saya selalu berujung pada ketidakberaturan :D

Lanjut lanjut back to the topic. Jadi tujuh indikator kebahagiaan menutur Al-Quran adalah..(sumber:tausiyah singkat di sebuah grup WA)

1. Qolbun Syakirun (hati yang selalu bersyukur)
Artinya selalu menerima apa adanya (Qona'ah), sehingga tidak ada ambisi yang berlebihan, tidak ada stress, inilah nikmat hati yang selalu bersyukur. (QS 13:28, 2:152, 16:18, 34:14, 55:13, 14:7)

2. AL-AZWAJU SHALIHAH (pasangan hidup yang sholeh). Pasangan hidup yang sholeh akan menciptakan suasana rumah dan keluarga yg sholeh pula.
(QS 51:49, 17:32, 24:32, 24:26)

3. AL-AULADUL ABRAR
(anak yg sholeh/sholehah).
Do'a anak yg sholeh kepada orang tuanya dijamin dikabulkan Allah SWT, berbahagialah orang tua yang memiliki anak sholeh/sholehah.
(QS 17:23, 31:14, 46:15, 29:8, 25:74)

4. AL-BAIATU SHOLIHAH (lingkungan yg kondusif untuk iman kita).
Rasulullah menganjurkan kita untuk selalu bergaul dengan orang-orang sholeh yang selalu mengajak kepada kebaikan dan mengingatkan bila kita salah.
(QS 4:69, 51:55, 26:214, 5:2)

5. AL-MALUL HALAL
(harta yang halal).
Bukan banyaknya harta tapi halalnya harta yang dimiliki. Harta yang halal akan menjauhkan setan dari hati. Hati menjadi bersih, suci dan kokoh sehingga memberi ketenangan dalam hidup.
(QS 2:267, 43:36-37, 2:269, 2:155)

6. TAFAKUH FID-DIEN (semangat untuk memahami agama). Dengan belajar ilmu agama akan semakin cinta kepada agama dan semakin tinggi cintanya kepada Allah SWT dan Rasulnya. Cinta inilah yang akan memberi cahaya bagi hatinya.
(QS 45:20, 3:138, 5:16, 4:174, 2:269)

7. UMUR YANG BAROKAH.
Artinya umur yang semakin tua semakin sholeh, setiap detiknya diisi dengan amal ibadah. Semakin tua semakin rindu untuk bertemu dengan Sang Pencipta. Inilah semangat hidup orang2 yang barokah umurnya. (QS 2:96, 35:37, 36:68, 225).

Alhamduillah semoga bermanfaat :) maaf jika ada salah kata. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar